Budidaya Tanaman Melon
Manfaat budidaya tanaman melon secara ekonomi adalah meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan pemenuhan gizi keluarga dan masyarakat. Dalam skla besar, meningkatkan ekspor nonmigas, berupa buah segar yang berkualiata.
Manfaat budidaya melon secara teknologi atau keterampilan yaitu ikut menyukseskan swasembada produk hortikultura, merupakan sarana pendidikan pertanian modern. Tanaman ini menghendaki sinar matahari secara penuh serta membutuhkan kelembaban yang relatif rendah, suhu udara berkisar antara 25-30 derajat celcius.
Tanaman melon dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, yang subur, gembur, dan memiliki (tata air) drainase yang baik. Derajat keasaman tanah pH berkisar antara 6-7. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang baik, ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam tanah, struktur tanah di daerah perakaran perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Alat dan bahan yang digunakan menanam melon
Mengingat melon adalah tanaman semusim dengan umur yang relatif pendek, kehidupannya sangat memerlukan kondisi lingkungan tempat tumbuh yang sangat mendukung, seperti keadaan struktur tanah, pH tanah, cara pemupukan, pengairan, dan pemeliharaannya (pemangkasan dan lain-lain).
Dari berbagai perkembangandan pengalaman cara bertanam melon dilapangan, beberapa hal yang belum biasa dilakukan oleh petani dalam artikel ini diuraikan, mengingat pengaruh dan dukungannya, baik dalam pertumbuhan maupun produksinya sangat menggembirakan.
1. Struktur tanah
Hal itu disebabkan oleh perlakuan pengairan dan penyiraman butir-butir tanah dapat menjadi mampet sehingga udara tanah menjadi jelek. Jika pengairan penyiraman berikutnya, air akan mudah meluap sehingg keadaan air tidak mencukupi bagi pertumbuhannya.
Untuk menjaga agar struktur tanah tetap dapat membuang kelebihan air dan udara dalam tanah tetap baik, gunakanlah abu sekam. Selain dapat mengatasi hal tersebut, penggunaan abu sekam ada manfaat lain.
2. Abu sekam
- Abu sekam merupakan bahan yang steril (jasad-jasad yang dapat merugikan ikut terbunuh sekam).
- Abu sekam menambah unsur Kalium (K) lebih kurang 30% adalah tanah.
- Abu sekam memperbaiki struktur dan aerasi tanah.
- Abu sekam merupakan buffer atau penahan terhadap perubahan suhu antara siang dan malam sehingga daerah perakaran memiliki suhu yang stabil.
- Abu sekam meningkatkan daya cekam terhadap air pada saat tanah diairi.
- Abu sekam meningkatkan daya serap akar terhadap unsur hara.
3. Pupuk TSP Tepung (puder)
Pupuk Posfor (P) diketahui merupakan pupuk yang sangat lambat tersedianya bagi tanaman. Pelarutan dan tersedianya bagi tanaman. Pelarutan dan tersedianya bagi tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan air tempat tanaman tumbuh. Penggunaan dalam tepung (puder) akan mempercepat kelarutan dan ketersediaannya bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan efektivitasnya pada tanaman.
Pupuk P dalam bentuk butiran dapat digunakan. Akan tetapi, karena tanaman melon diusahakan dengan memakai penutup tanah dengan plastik (black silver plastic), tidak mengherankan kalau setelah masa tanam usai, dan penutup tanah dengan plastik dibuka, banyak ditemukan butiran-butiran TSP yang belum terhancurkan.
4. Kapur dan terusi (CuSO4)
Adapun terusi merupakan senyawa tembaga (Cu) yang beracun bagi bakteri dan jamur yang sangat merugikan bagi tanaman melon. Selain itu, Cu merupakan unur hara mikro yang diperlukan untuk meningkatkan penyerapan terhadap unsur hara makro (N,P,K).
Secara bersama-sama, kapur dan terusi merupakan senyawa kimia (fungisida) atau menjadi bubur bordeaux (bordeaux mixture) yang sangat efektif untuk mengendalikan bakteri dan jamur. Jadi, kapur dan terusi dalam budidaya tanaman melon akan memberi manfaat sebagai berikut.
- Kapur dan terusi menetralkan derajat keasaman pH tanah dan penambahan unsur mikro.
- Secara bersama-sama, kapur dan terusi merupakan fungisida yang sangat efektif untuk mengendalikan bakteri dan jamur.
- Karena pemakaian sebagai pupuk dasar, kapur dan terusi sekaligus melakukan disinfeksi pada tanah.
5. Borate (borax)
6. Zat pengatur tanah (ZPT) dan pupuk cair pelengkap
Dalam zat pengatur tanah dan pupuk cair pelengkap terkandung tiga unsur penting sebagai berikut.
- Kompleks hidrolisa protein merupakan sumber asam-asam amino yang nantinya dapat berfungsi sebagai sumber hara.
- Enzim-enzim dapat berfungsi sebagai penghantar yang mempercepat proses perombakan molekul-molekul kompleks organik yang terdapat dalam tanah menjadi bentuk-bentuk yang sederhana sehingga dengan mudah diserap oleh akar-akar tanaman.
- Bahan-bahan untuk mempercepat pertumbuhan berfungsi mempercepat tingkat perkecambahan benih dan kemudian meningkatkan daya tumbuh bibit tanaman.
- ZPT : atonik, cytozyme (sitozim), metalix mixtalol, dharmasri.
- PPC : vitablom-B, hepanec-B, unggul-B, Gandasil0B.
7. Mulsa plastik hitam
Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan mulsa plastik ini adalah sebagai berikut.
- Permukaan yang berwarna perak mempunyai fungsi memantulkan cahaya matahari yang diterima oleh permukaan bawah daun menjadi tidak lembab. Kondisi seperti itu sangat bermanfaat untuk mengendalikan serangga-serangga hama (terutama golongan kutu atau Aphids sp) yang hidupnya pada bagian bawah permukaan daun.
- Mulsa plastik dapat meredam terjadinya kenaikan suhu tnah dan penguapan air tanah (evaporasi) akibat panas matahari sehingga suhu di daerah perakaran menjadi stabil dan air tanah tidak banyak hilang oleh penguapan.
- Pada malam hari, bumi melepaskan panas, sedangkan pada proses ini biasanya akan diikuti oleh terlepasnya butir-butir air yang berada dalam tanah. Dengan adanya penutup mulsa, pelepasan air tersebut akan dihalangi oleh hamparan mulsa plastik di atas bedengan sehingga kumpulan-kumpulan uap atau butir air tersebut akan dikembalikan lagi ke dalam tanah.
- Dengan kejadian seperti tersebut pada a dan b, struktur tanah terjaga pada kondisi remah dengan aerasi yang baik.
8. Peralatan dan alat bantu yang dipergunakan
- Polybag ukuran 7 x10 cm untuk menyemai dan mengecambahkan biji.
- hand sprayer untuk menyiram dan melembabkan media dalam pesemaian serta keperluan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
- timba, gembor, dan drum untuk menyiram tanaman dan melarutkan pupuk.
- gelas untuk mengukur dan menakar kebutuhan pestisida, ZPT dan PPC.
- gayung penyiraman ukuran 250 cc, 500 cc, 750 cc, dan 1.000 cc.
- tali rafia.
- pisau atau silet untuk memangkas.
- masker.
Proses produksi dan cara pengerjaan
1. Pengolahan tanah
a. Pengolahan tanah tahap I
Bersamaan dengan pembajakan dilakukan juga pengapuran dengan dolomit, siolit atau kapur pertanian yang lain sebanyak 5 kwintal/hektar atau tergantung derajat keasaman tanahnya. Setelah pengolahan dan pembuatan bedengan, tanah dibiarkan istirahat minimal selama 15 hari.
b. Pengolahan tanah tahap II
Tiap-tiap lubang tanam diberi pupuk dasar berupa campuran pupuk kandang, urea, ZA, TSP, KCI, dolomit atau sitolit, borate, terusi, furadan 3 G, dan abu sekam yang dicampur secara merata, tancapkan tanah dengan plastik (black silver plastic).
2. Menyemai benih melon
- Siapkan media lahan berupa campuran pupuk kandang, tanah lapisan atas (top soil), kapur, dan furadan serta isikan pada polybag-polybag tempat menyemai benih.
- Lakukan perbersihan tempat terlebih dahulu sebelum penyemai benih dengan insektisida ditambah fungisida, boraks atau dengan formalin dengan cara menyemprot.
- Sebelum disemai, rendam biji terlebih dahulu dengan air hangat selama satu jam dan lanjutkan merendamnya lagi dalam larutan fungisida selama 30 menit.
- Siram tanah hingga basah, tetapi tidak sampai becek, tancapkan biji dengan bagian yang meruncing terletak di bawah dan jangan terbalik.
- Atur polybag-polybag dalam bedengan pesemaian dan beri sungkup dari plastik transparan berwarna putih untuk menjaga kelembapannya, melindungi dari air hujan yang lebat dan gangguan-gangguan lain yang mungkin timbul.
- Lakukan penyiraman jika diperlukan dengan menggunakan penyemprotan (sprayer) atau gembor berlubang halus.
- Pada umur 5-7 hari, biji sudah mulai berkecambah. Bantulah melepaskan kanopi atau kulit biji dari calon daunnya agar lebih cepat pertumbuhannya.
- Pada umur 10-14 hari atau setelah bibit berdaun 4-5 helai, bibit telah cukup kuat untuk dipindahkan ke lahan pertanaman.
3. Penanaman
a. Pengeluaran bibit dari polybag
Agar tidak merusak air, tekan perlahan-lahan atau kepak dengan telapak tangan media bibit dalam polybag hingga keadaannya menjadi lebih longgar. Dengan cara demikian, bibit akan mudah dikeluarkan dari polybag.
b. Membuka atau menyobek (penutup) plastik
c. Menanam bibit
4. Pemeliharaan tanaman
a. Pengairan
Pengairan atau penyiraman yang teratur sangat mendukung keberhasilan tanaman dalam pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitasnya. Pengairan dapat dilakukan dengan cara berikut.
- Leb adalah pengairan dengan cara membasahi bedeng-bedeng pertanaman secara rembesan. Air dimasukkan dalam selokan atau saluran di antara bedengan dan dihentikan setelah bedengan cukup basah.
- Siram langsung adalah mengairi tanaman langsung diarahkan pada lubang-lubang tanaman atau pertanaman hingga tanaman cukup memperoleh air dengan menggunakan alat seperti gayung, canting, timba, atau peralatan lainnya.
b. Pengajiran
Ajir dipasang dekat dengan tempat tumbuhnya tanaman secara menyilang seperti kuda-kuda, ujungnya saling dipertemukan dan diikat. Agar ajir berdiri lebih kuat dan tidak mudah roboh, pada ketinggian lebih kurang 60 cm dari permukaan bedengan atau sekitar ketinggian 10 daun, dipasang belahan bambu secara horizontal. Demikian juga, pada persilangan ujung-ujung ajir.
c. Merambatkan dan mengikat tanaman melon
Ikatannya jangan terlalu kuat cukup longgar saja karena batang tanaman melon akan terus berkembang menjadi besar. Kalau diikat erat, bagian tersebut akan tertekan sehingga perkembangan bentuknya menjadi abnormal dan dapat mengakibatkan luka pada akhirnya membusuk.
d. Pemangkasan tanaman melon
Pemangkasan pada tanaman melon, ditujukan pada tiga bagian, yaitu :
- Pemangkasan bentuk dilakukan agar tanaman memiliki bentuk dan ukuran yang sesuai dan seimbang. Pangkasan dilakukan terhadap tunas-tunas yang tumbuh pada ketiak-ketiak daun. Yang dipangkas dibuang adalah tunas-tunas pada ketiak daun ke 1 hingga ke 8 serta tunas-tunas pada ketiak daun ke 12 hingga ke 25. Tunas-tunas pada ketiak daun ke 9, ke 10, dan 11 dipelihara sebagai cabang-cabang buah atau cabang produksi.
- Pangkasan produksi dilakukan agar calon-calon buah pada cabang-cabang produksi dapat berkembang dengan sempurna. Caranya dengan membuang tunas-tunas yang selalu tumbuh pada ketiak-ketiak daun, sedangkan khusus pada cabang-cabang produksi dipangkas pada satu ruas di atas bakal buah atau pentil. Hal tersebut dimaksudkan apabila terjadi infeksi oleh patogen (penyebab penyakit) setelah pemangkasan, proses penjalarannya masih dapat dihambat dengan memotong bagian cabang tersebut sehingga bakal buah atau pentil tidak langsung terkena infeksi (dapat diselamatkan.
- Pemangkasan pucuk atau toping dilakukan pada daun ke 25 dengan tujuan agar energi tumbuh yang ada dipergunakan untuk proses produksi secara maksimal.
- Untuk menjaga kontaminasi mikro organisme penyebab penyakit, luka bekas pemangkasan dioles dengan susu cair murni atau larutan fungisida.
- Pangkasan harus secara terus-menerus dilakukan (selama 2-3 hari) sebab setelah pangkasan yang dilakukan terdahulu akan menjorong atau menstumulasi tumbuhnya tunas-tunas baru.
e. Seleksi buah
f. Manfaat buah
g. Pemupukan
- Urea 50 kg.
- ZA 250 kg.
- TSP 100 kg.
- KCI 100 kg.
- Borate 5 kg.
- terusi 5 kg.
- Insektisida karbofuran (furadan 3G, dan lain-lain) 0-10 kg. Dosis di atas adalah untuk lahan 1 ha.
Pupuk Susulan
- Pada umur 3-5 hari setelah tanaman tumbuh, tanaman dipupuk dengan pupuk pelengkap cair (PPC), ZPT, insektanisida dengan interval 3-7 hari atau tergantung pada keadaan pertumbuhan tanaman.
- Sepuluh hari setelah tanam, tanaman dipupuk dengan NPK 15-15-15 yang dicairkan sebanyak 250 cc/tanaman dan pemberian terus ditingkatkan sesuai dengan umur tanaman dengan interval 5-7 hari atau tergantung pada keadaan pertumbuhan tanaman. Cara membuat larutan NPK adalah 1 kg NPK dilarutkan dalam 100 liter air.
h. Perlindungan jasad pengganggu
- Hama ulat tanah, kepik hijau, kutu pengisap cairan tanaman, lalat buah perusak daun, tunas, dan bunga.
- Penyakit embun tepung, layu bakteri, busuk akar, virus, dan nematoda.
i. Panen melon
Cara penyimpanan dan penjualan
1. Cara penyimpanan
Setelah dipanen, buah-buah melon masih melakukan kegiatan hidup yaitu suatu proses respirasi (pernapasan) yang dilakukan oleh sel-sel buah melon dengan cara memanfaatkan cadangan makanan yang terdapat dalam buah.
Hasil pernapasan dapat berupa panas air, terbentuknya ethyl alkohol dan acetaldehyde. Hasil respirasi ini dapat dimanfaatkan oleh jasad renik perusak buah melon melakukan kegiatannya. Keadaan yang kurang bersih, baik yang terdapat pada buah maupun pada tempat penyimpanan, sangat mendukung pertumbuhan jasad renik perusak.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan buah melon adalah sebagai berikut.
a. Pembersihan
b. Pengepakan
- Gunakanlah wadah berupa peti yang terbuat dari kayu atau papan. Kemudian lapisi bagian dalam wadah dengan daun pisang kering, kertas, atau jerami. Tujuannya adalah untuk melindungi buah dari tekanan dari segala arah.
- Usahakan agar susunan buah di dalam wadah cukup padat dan kompak agar tidak terjadi gesekan dan goncangan yang menyebabkan buah cepat rusak atau luka dan memar.
c. Pengemasan buah melon
Untuk tujuak jarak dekat, gunakanlah keranjang yang cukup kuat. Pengisian keranjang terlalu penuh, pada bagian bawah, atas, pinggir keranjang dilapisi kertas, kain, daun kering, atau jerami.
d. Pengangkutan
- Ventilasi dalam sistem pengangkutan harus cukup.
- Peti atau keranjang haru diatur, jangan sampai goyang.
- Alat transportasi yang digunakan tidak boleh tertutup rapat.
- Jika buah melon diangkut tanpa di kemas dalam peti atu keranjang dasar bak harus benar-benar kering dengan dialasi jerami setebal 10-15 cm. Jerami harus betul-betul kering. Jerami basah dapat menyebabkan buah menjadi busuk. Buah melon disusun 4-5 lapis, kemudian ditutup dengan jerami lagi.
e. Penyimpanan buah melon
2. Cara penjualan buah melon
- Tebas langsung adalah penjualan yang dilakukan dengan cara pedagang datang ditempat-tempat petani melon, membayar dengan harga yang telah disepakati pada saat buah masih di pertanaman.
- Skala kelic adalah penjualan dengan cara memasarkan langsung kepada konsumen di pasar-pasar, toko buah, supermarket atau pasar swalayan, rumah makan, dan hotel.
- Skala besar adalah penjualan kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan pengolahan buah-buah secara besar-besaran di bagian kota besar.
No comments for "Budidaya Tanaman Melon"
Post a Comment