Cara menanam stroberi
Pengembangan usaha budidaya hortikultural, khususnya buah-buahan, sekarang ini jarang dijumpai ditanam di pekarangan rumah. padahal tanaman buah-buahan mempunyai potensi yang layak untuk ikut memecahkan permasalahan pangan dan gizi penduduk. Salah satu komoditas hortikultural yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan di Indonesia adalah tanaman stroberi. perkembangan dan produksi stroberi mempunyai peluang bisnis yang baik. di pasaran buah dalam dan luar negeri karena nilai komersialnya yang tinggi, pemerintah telah melakukan inpor buah-buahan yang bertujuan untuk merangsang peningkatan produksi buah dalam negeri, utamanya buah stroberi.
Stroberi adalah tanaman buah beriklim sedang atau subtopis yang berasal dari negara Chili. oleh karena itu, di Indonesia bisa tumbuh baik di daerah yang sejuk udaranya. stroberi mempunyai rasa buah yang manis dengan kombinasi rasa asam dan kandungan gizi yang cukup tinggi. Vitamin C yang dikandungnya hampir sama dengan jeruk lemon dan mempunyai kandungan zat besi yang cukup tinggi.
Buah stroberi yang masih segar dapat langsung dikonsumsi. untuk itu, buah stroberi segar harus memiliki kualitas yang baik, di antaranya mempunyai ukuran yang besar dan bentuk buah yang baik, mempunyai ukuran yang kecil dan bentuk buahnya kurang baik. buah yang demikian biasanya dimanfaatkan sebagai bahan olahan, seperti ice cream, sirup atau digunakan untuk olahan jenis pangan yang lain dengan tidak mengurangi nilai gizinya.
Pada umumnya, teknik budidaya merupakan salah satu modal penting dalam pengembangan agrobisnis. untuk dapat memanfaatkan peluang dalam pemasaran buah stroberi perlu adanya perbaikan dan teknik budidaya. hal itu perlu dilakukan agar diperoleh hasil yang memuaskan bila ditinjau dari kuantitas dan kualitasnya. utuk itu, masalah yang perlu ditangani agar produksi buah stroberi dapat ditingkatkan adalah tentang penggunaan varietas, bahan tanam, populasi, pupuk, media tanam, penyiraman, ketinggian tempat, hama dan penyakit, pemeliharaan tanaman yang lain serta penanganan pascapanennya.
Produksi tanaman stroberi di Indonesia masih belum seimbang dengan permintaan konsumen. hal ini disebabkan masih rendahnya hasil dan adanya waktu panen yang terbatas. selain itu, teknik budidaya yang memiliki sebagian besar petani di Indonesia masih sangat sederhana sehingga hasil dan kualitas stroberi yang didapatkan masih rendah.
A. Marfologi Tanaman Stroberi
Stroberi termasuk tanaman herba tahunan yang merupakan kelompok tanaman "over green". yaitu selama tanaman masih hidup tajuknya akan selalu nampak hijau sepanjang tahun. tinggi tanaman stroberi berkisar antara 10-30 cm, batang stroberi pendek dan tebal berbuku-buku, pada setiap ruas buku tumbuh tunas yang merupakan bibit untuk mengembangbiakkan tanaman.
Tanaman stroberi mempunyai perakaran serabut yang dangkal, yaitu akar yang tumbuh horizontal yang dapat mencapai 30 cm dan akar vertikal dapat mencapai 40 cm. akar utama yang baru tumbuh lunak dan berwarna keputih-putihan. setelah beberapa bulan, akar tersebut berkayu dan permukaannya menjadi cokelat gelap. akar-akar kecil mengabsorbsi unsur hara, tumbuh dari akar utama dan berwarna putih selama masa aktif.
Daun tanaman stroberi berwarna hijau tua dan merupakan rangkaian tiga daun (trifoliate). pada masa pertumbuhannya akan terdapat batang ramping yang tumbuh keluar dari ketiak daun pada dasar tajuk dan menjalar sepanjang permukaan tanah dan disebut runner. batang ini yang berfungsi sebagai penyalur air dan unsur hara dari tanaman induk ke tanaman baru. sebagian bersar tangkai daunnya panjang. stipula pada dasarnya tangkai daun besar.
Bunga stroberi berbentuk tandan berwarna putih, terdiri atas 5 kelopak bunga, 5 mahkota daun, 20-30 benang sari, dan 60 putik. Namun, adapula bunga abortif yang tidak menghasilkan putik bunga berbentuk tandan (inflorence) dengan sebutan tangkai dan satu benga di ujungnya (bunga primer), yang mempunyai dua cabang dibagian bawahnya (cabang primer). pada ujung cabang primer tumbuh sebuah bunga sekunder dan pada tangkai cabang primer tumbuh dua cabang sekunder yang masing-masing ujungnya ditumbuhi sebuah bunga tersier.
Cabang dapat terbentuk dari cabang kuartier, dan hal ini bergantung pada dasarnya tandan. Umumnya pada pembungaan normal terdapat 1 bunga primer, 2 skunder, 4 tersier, dan 8 kuarter. Bunga primer diameternya lebih besar dan terlebih dahulu mekar. jumlah bunga dapat dipengaruhi oleh nutrisi, genetika, dan lingkungan penyerbukan yang terjadi pada tanaman stroberi, selain penyerbukan sendiri, bisa terjadi pula penyerbukan silang.
Buah stroberi merupakan buah agregat, yang berasal dari banyak buah yang terdapat pada satu bunga. Pada perkembangan buah, dasar bung (receplaculum) membersar dan berbanding dengan achenes atau buah sebenarnya di permukaannya. Buah inilah yang dikenal sebagai buah stroberi. Sedangkan buah yang terkadang tidak sempurna disebabkan bunga betina menjadi steril.
B. Syarat Tumbuh Tanaman Stroberi
Stroberi berasal dari daerah beriklim sedang, yaitu daerah yang mempunyai ketinggian tempat lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut. iklim yang sesuai dengan pertumbuhannya, tidak terlalu panas dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi. pertumbuhan stroberi terbaik dicapai pad tanah yang mempunyai pH 5,5 - 6,5. Pada tanah yang pH-nya 5,0 - 5,5 atau 6,5 -7,5 stroberi dapat tumbuh baik, asalkan mengandung cukup bahan organik. Apabila, pH tanah kurang dari 5,0 tanah tersebut harus dikapur sebelum ditanami stroberi.
Lingkungan tempat tumbuh tanaman harus memenuhi syarat, seperti iklim, ketinggian tempat, unsur hara, curah hujan, dan sinar matahari. Unsur hara yang paling berperan dalam proses pembungaan adalah unsur P (phospor) dan unsur ini harus betul-betul tersedia.
Tanaman stroberi dapat tumbuh di segala jenis tanah, tetapi yang terbaik adalah tanah yang banyak mengandung bahan organik dan gembur. Bahan organik berfungsi untuk meningkatkan kapasitas menahan air tanah pada tingkat yang cukup tinggi sehingga air selalu tersedia bagi tanaman stroberi. Tanah dengan drainase baik sangat dibutuhkan karena stroberi tidak tahan terhadap kelebihan dan kekurangan air.
Keadaan tanah yang terlalu asam ataupun terlalu basa, daun stroberi akan mengalami klorosis, yaitu tanaman menjadi kerdil dan ukuran buah mengecil. Stroberi sebaiknya tidak ditanam pada bekas areal pertanaman tomat, kentang ataupun lombok. hal ini dihindari karena kemungkinan masih ada penyakit yang dapat menyerang akar tanaman stroberi.
Pertumbuhan tanaman stroberi sangat dipengaruhi oleh hubungan kekomplekan suhu udara, seperti photoperiodisme dengan peranan suhu udara lebih dominan. dalam keadaan biasa, jika panjang hari 12 jam atau kurang dari suhu udara sedang, stroberi akan membentuk inisiasi bunga. Sebaiknya, panjang hari tergolong panjang, stroberi akan membentuk runner. Akan tetapi, kalau suhu udara tetap rendah meskipun panjang hari tergolong panjang, inisiasi bunga tetap dapat terbentuk.
C. Membuka Kebun Stroberi
Lahan yang akan dijadikan tempat penanaman atau kebun stroberi, harus terlebih dahulu diolah atau dibuka. Hal ini dimaksudkan agar tempat itu bisa sesuai dengan keadaan tempat yang menjadi syarat calon tanaman. Selain itu, bertujuan agar tempat itu bisa bersih dari segala macam tanaman pengganggu dan terbebas dari segala macam hama dan penyakit.
Oleh karena itu, berbagai masyarakat yang dibutuhkan untuk tempat penanaman stroberi harus dipenuhi. Dalam hal ini tidak boleh sembarangan dan lahan tidak sekedar cukup subur dan kaya humus. Untuk itu, sudah sepantasnya kita dituntut mencarikan tempat yang memenuhi syarat bagi tanaman stroberi.
1. kebun yang baik
Untuk bertanam stroberi, lahan yang dianggap subur dengan pH yang netral, hal itu tidak cukup. kita harus mengetahui, apabila lahan itu bekas ditanami tanaman ini. Hal ini kita pertanyakan karena sebagai sebab.
Pertama, kita tidak ingin tanaman stroberi yang akan ditanam di lahan bekas itu, karena musibah gara-gara ada hama penyakit yang ditinggalkan oleh tanaman sebelumnya. hal ini dikarenakan tanaman stroberi cukup peka terhadap segala macam gangguan.
Kedua, tanaman stroberi sangat dipantangkan ditanam di tanah bekas atau yang berdekatan dengan tanaman tomat, kentang atau cabai. Hal itu dihindari karena dikhawatirkan hama penyakit tanaman tersebut dapat memusnahkan tanaman stroberi.
Sehubungan dengan itu, kapan kita bisa menanam stroberi, andaikata tempat itu bekas ditanami tomat, kentang atau cabai. Untuk itu, sebaiknya jangan menanam stroberi secara terus menerus di suatu tempat. Akan tetapi, kita bisa berpatokan pada rotasi penanaman stroberi. Rotasi waktu yang diperlukan untuk menanam kembali ke tempat semula adalah kira-kira 3 - 3,5 tahun.
2. Pengerjaan tanah
Area kebun tanaman stroberi, dapat menggunakan tanah bekas tegalan atau tanah bekas persawahan. Apabila kita harus menggunakan tanah bekas sawah, usaha yang harus dilakukan adalah menyiapkan saluran pengairan. Saluran dibut sebik mungkin agar memperlancar aliran air. Dengan demikian, air yang melewati saluran tidak kering atau tidak berlebihan yang berakibat dapat menggenangi kebun.
Apabila, kebun stroberi akan mengunakan lahan persawahan maka hal yang kita lakukan berbeda dengan hal diatas. Karena lahan persawahan rata-rata di tempat rendah dan sudah memiliki saluran perairan, usaha yang kita lakukan cupuk membuat tanggul lebih tinggi atau memperler dan memperdalam saluran air.
Hal ini dimaksudkan, jika terjadi hujan yang lewat dan terus-menerus, air akan tetap mengalir lancar dan tidak akan menggenangi kebun. Akan tetapi, kalau cara ini masih tidak mungkin, terpaksa calon kebun mesti ditinggalkan atau ditimbun lagi dengan tanah.
Setelah menemukan tempat yang sesuai tahap berikutnya adalah melakukan pencangkulan atau pengolahan. Pada tahap pencangkulan ini, lahan sebaiknya dalam keadaan cukup kering, memungkinkan kita dengan mudah membentuk tanah yang semula bongkahan-bongkahan dan cukup liat, menjadi tanah yang beremah-remah (mudah diserap air). Kondisi tanah yang beremah atau sarang dapat menguntungkan tenaman karena perakarannya mudah menembus tanah dan mudah bernafas.
Adapun cara pencangkulannya adalah dengan melakukan pembalikan tanah (tanah hasil cangkulan masih bongkahan-bongkahan), kemudian melakukan penghalusan atau penghancuran tanah dari hasil cangkulan pertama. kedalaman pencangkulannya, bertujuan mengikat sifat perakaran stroberi, adalah lebih dari 30 cm atau sekurang-kurangnya sekitar 50 cm (dua kali cangkulan). cara pencangkulan di atas dilakukan, jika keadaan tanahnya dikategorikan jenis tanah berat. jika tanah bukan kategori seperti itu, sekali cangkul sudah cukup beremah dan kita tinggal melakukan perkerjaan yang lain.
Sebelum pekerjaan lain dilakukan, terlebih dahulu kita mencoba mencari tahu keadaan tanah (pH) yang akan digunakan. Setelah itu, amatilah apakah pH-nya perlu dinaikkan (dikapur) atau tidak. Kalau tidak, apakah tanah itu perlu diberi pasir agar menjadi lebih remah dan gembur.
Pemberian kapur pada tanah berat, jumlahnya sekitar 6 ton/Ha. Pemberian kapur secara berangsur-angsur, masing-masing sebanyak dua ton dengan rentang waktu dua minggu sekali. Sedangkan, pemberian kapur pada tanah ringan sebanyak 0,82 ton/Ha.
Sedangkan, pemberian pasir untuk tanah berat cukup besar dengan perbandingan 1:1. Jumlah pasir yang diperlukan sama dengan jumlah kapur, yaitu sekitar 6 ton/Ha. Sedangkan untuk tanah ringan, karena kandungan pasirnya cukup membuat tanah tersebut beremah maka pemberian pasir tidak diperlukan lagi. Jika ingin menambah pasir, jumlahnya tidak lebih ringan daripada satu ton.
Pemberian pasir atau kapur dilakukan sesudah pencangkulan pertama, pasir disebar merata lalu dilakukan pencangkulan kedua. Akan tetapi, jika tanah harus diberi kapur terlebih dahulu, caranya sama saja. Sesudah kapur disebar merata, lalu disusul dengan menyebarkan pasir. Kemudian kedua campuran itu dicangkul dan diaduk-aduk supaya rata dengan tanah. Selanjutnya, tanah yang sudah rata itu diberi pupuk kandang atau kompos.
Keperluan pupuk kandang atau kompos untuk menyuburkan tanah cukup banyak. Sebagai acuan untuk mencapai tingkat kegemburan dan kesuburan yang tinggi, jumlah pupuk kandang atau kompos yang diperlukan sekitar 10 ton sampai dengan 20 ton atau sekitar 50 meter kubik sampai 100 meter kubik.
Jenis pupuk kandang yang paling baik adalah kotoran ayam dan tidak mengandung sekam padi. Hal itu dihindari karena sekam padi banyak mengandung patogen yang akan merugikan tanaman stroberi.
Selanjutnya, di atas pupuk kandang, ditaburkan insektisida atau nematisida berbentuk butiran (granule) sebanyak 1-2 sendok makan. Pupuk kandang cukup disebar merata di atas tanah. Selesai disebar, kemudian diaduk supaya bercampur sampai rata dengan tanah, (setelah tanahnya dicangkul).
Pupuk dasar, yang berupa campuran urea, TSP, dan KCI (berbanding 1 : 1 : 1) masing-masing dengan jumlah 10 gram sendok pertanaman. Pada saat pencangkulan sekaligus kita membuat guludannya. Jika guludan selesai dibuat, pada pinggiran kiri kanan sepanjang guludan (berjarak antara 15 sampai dengan 20 cm dari tepi kiri kanan guludan), lalu taburkan pupuk dasar. Selesai menabur pupuk dasar, tanah kemudian dibalik lagi, supaya pupuk dasar itu terletak di bawah pupuk kandang atau kompos yang disebar lebih awal.
Ukuran guludan, jarak tanam, dan jumlah tanaman per hektar
Keterangan diatas :
Jarak antar guludan sekitar 0,5 m, dan areal antarguludan ini berfungsi sebagai saluran pengeringan serta tempat lalu-lalang untuk bekerja.
Tidak adanya keseragaman dalam ukuran jarak tanam karena berbagai alasan. Kalau iklim atau lokasi penanaman mendapat sinar matahari cukup banyak, jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm. Dan sebaliknya, bila sinar matahari tidak begitu banyak, jarak tanam yang digunakan adalah sekitar 30 sampai dengan 40 cm. Dengan demikian, keadaan di sekitar tanaman tidak terjadi pelembapan dan bisa dihindari dari serangan jamur.
Hal ini disimpulkan bahwa jarak tanam bergantung dari iklim saat itu dan lokasi kebun. Kalau iklimnya baik, lokasi kebun berada ditempat yang strategis (terbuka dan tidak terlindungi oleh pepohonan), dengan jarak tanam yang rapat. sebaliknya kalau lokasi kebun kurang terbuka (lebih-lebih kalau iklim jelek), jarak tanam yang sesuai adalah yang renggang.
Baca juga : Cara menanam semangka
Cara bertanam seperti ini sangat cocok untuk daerah-daerah yang mempunyai curah hujan tinggi atau untuk pekarangan yang sempit. Bertanam di rumah plastik bisa menghindarkan tanaman dari terpaan air hujan dan yang lebih penting lagi tanaman bisa diselamatkan dari berbagai serangan jamur atau penyakit lainnya.
Tanaman stroberi yang ditanam dalam pot, ruang pertumbuhannya terbatas sehingga akarnya tidak bisa tumbuh leluasa. Pertumbuhan yang terlambat ini menyebabkan fase vegetatif tanaman menjadi singkat karena pertumbuhan akar, batang, dan daun-daunnya sudah maksimal. Dengan demikian, fase reproduksi segera terjadi dengan ditandai bunga-bunga yang bermunculan dan diikuti dengan mulainya berbentuk buah.
Pemupukan dan pemangkasan tanaman dalam pot pada umumnya dilakukan secara intensif. Tanah pot tidak mampu menyediakan unsur-unsur hara secara alami karena ruangan yang serba terbatas dan selalu dalam keadaan bersih (tidak terjadi dekomposisi bahan-bahan organik). Kalaupun ada, dekomposisi terjadi atas unsur-unsur mikro yang diperoleh dari air hujan. Hal itu terjadi, apabila tanaman stroberi dalam pot kita letakkan di tempat yang berbuka dan memungkinkan air hujan menyiramnya. Pupuk yang diberikan akan segera habis diserap tanaman. Oleh karena itu, pemberian pupuk harus dilakukan secara terus menerus dan rutin. Jenis pupuk yang diberikan tidak hanya yang mengandung unsur-unsur makro saja (N,P,K). Akan tetapi, dapat juga jenis mengandung unsur-unsur mikro, seperti Mg, Fe, Zn, S, CI.
Untuk memperoleh makanan (unsur-unsur hara), tanaman dalam pot tidak bersaing dengan tanaman-tanaman lain. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan sudah terpenuhi secara optimal sehingga sangat membantu proses pembentukan karbohidrat (proses fotosintesis). Karbohidrat yang dihasilkan oleh tanaman lebih dari cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetatif, apalagi apabila perkembangan vegetatifnya telah berkurang maka sisa karbohidrat dapat ditimbun untuk perkembangan bunga, buah, biji, dan alat-alat persediaan/cadangan makanan.
Bahan basamid G adalah campuran dari nematisida, insektisida, dan fungisida yang berbentuk butiran berwarna putih keabu-abuan. Bahan itu berguna untuk mengendalikan serangan berbagai macam serangga, penyakit jamur, dan nematoda yang mungkin mendekam di tanah pertanian. Pemakaian bahan itu, pada umumnya harus menaati aturan pemakaian obat pembasmi agar berbagai akibat yang tidak diinginkan dapat dihindari.
Jumlah bahan yang diperlukan untuk sterilisasi adalah 40 g per meter persegi. Cara pemakaiannya cukup ditaburkan pada lahan yang sudah diolah dan diberi pupuk. Setelah itu, bahan di campurkan rata dengan tanah. Berikut tahapan yang perlu dilakukan.
Lima sampai dengan empat belas hari sebelum rencana menabur basamid dilakukan, tanah yang sudah dipupuk harus dalam keadaan lembap (kalau kering bisa diairi atau disiram). Sesudah cukup lembap, basamid di taburkan supaya butiran basamid bisa bercampur rata dengan butiran tanah.
Jika sudah rata tanah lalu dipadatkan guna menghindari penguapan, dengan cara menekan-nekan dan menyiram permukaan tanah. Cara lain yang sederhana adalah memberikan mulsa dengan jerami kering (kalau memungkinkan dapat memakai plastik).
Lima sampai dengan sepuluh hari kemudian, mulsa dibuka terlebih dahulu, kemudian tanah digemburkan (dicangkul) lagi. selesai dicangkul, tanah ditutup dengan mulsa. Dalam jarak waktu yang sama, lahan diistirahatkan. Setelah itu, penanaman dapat dimulai. Dalam tahap penanaman ini, hal yang tidak boleh dilupakan, lahan harus tetap dalam keadaan lembap. Jangka waktu yang diperlukan pengolahan tanah sejak awal pencangkulan, pemupukan, membuat guludan, sterilisasi hingga tanah siap ditanami, dapat memakan waktu sebulan hari kerja.
Bagaimana halnya kalau menggunakan bahan yang lain, seperti borax, dan formalin? mengenai hal ini informasi dapat melalui agen penyalur bahan pertanian atau dengan cara mempelajari brosur dan lebel masing-masing bahan.
Larutan pemacu dapat merangsang kembali bibit dan dapat membantu meningkatkan produksi. Larutan pemacu ini terbuat dari campuran urea, TSP, dan KCI. Pupuk urea banyak mengandung unsur Nitrogen(N) adalah penyusun adalah unsur utama bagi pertumbuhan tanaman. Sebab Nitrogen (N) adalah penyusun dari semua protein dan asam nukleik, yang juga sebagai penyusun protoplasma secara keseluruhan. Peranan nitrogen bagi tanaman stroberi adalah mempercepat dan memperbanyak pertumbuhan, terutama bagian-bagian vegetatif. Nitrogen juga dapat merangsang secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun.
Selain itu, nitrogen berpengaruh penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis. Bila tanaman stroberi kekurangan unsur nitrogen (N) maka perkembangan tanaman menjadi terhambat, kerdil, dan terkadang menyebabkan buah kurang baik dan cepat gugur.
Pupuk TSP banyak menggunakan unsur P (phospor) yang terdapat di dalam larutan pemacu bagi tanaman. Pupuk itu berguna sebagai perangsang pertumbuhan akar, mempercepat pembentukan bunga, dan mempercepat pemasakan buah. Apabila tanaman kekurangan unsur phosfor maka tanaman akan menjadi pucat dan layu.
Selanjutnya, unsur K yang terdapat dalam KCI, pada larutan pemacu, berfungsi untuk memproses sintesis asam amino dan protein dan ion-ion amonium. Pada tanaman stroberi kalium berfungsi untuk memperkuat jaringan tubuh dan mutu buah. Di samping itu, ion kalium juga mempunyai fungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang. Hal ini berarti, apabila tanaman sama sekali tidak diberi kalium maka proses asimilasi akan terhenti.
Apabila, kebun stroberi akan mengunakan lahan persawahan maka hal yang kita lakukan berbeda dengan hal diatas. Karena lahan persawahan rata-rata di tempat rendah dan sudah memiliki saluran perairan, usaha yang kita lakukan cupuk membuat tanggul lebih tinggi atau memperler dan memperdalam saluran air.
Hal ini dimaksudkan, jika terjadi hujan yang lewat dan terus-menerus, air akan tetap mengalir lancar dan tidak akan menggenangi kebun. Akan tetapi, kalau cara ini masih tidak mungkin, terpaksa calon kebun mesti ditinggalkan atau ditimbun lagi dengan tanah.
Setelah menemukan tempat yang sesuai tahap berikutnya adalah melakukan pencangkulan atau pengolahan. Pada tahap pencangkulan ini, lahan sebaiknya dalam keadaan cukup kering, memungkinkan kita dengan mudah membentuk tanah yang semula bongkahan-bongkahan dan cukup liat, menjadi tanah yang beremah-remah (mudah diserap air). Kondisi tanah yang beremah atau sarang dapat menguntungkan tenaman karena perakarannya mudah menembus tanah dan mudah bernafas.
Adapun cara pencangkulannya adalah dengan melakukan pembalikan tanah (tanah hasil cangkulan masih bongkahan-bongkahan), kemudian melakukan penghalusan atau penghancuran tanah dari hasil cangkulan pertama. kedalaman pencangkulannya, bertujuan mengikat sifat perakaran stroberi, adalah lebih dari 30 cm atau sekurang-kurangnya sekitar 50 cm (dua kali cangkulan). cara pencangkulan di atas dilakukan, jika keadaan tanahnya dikategorikan jenis tanah berat. jika tanah bukan kategori seperti itu, sekali cangkul sudah cukup beremah dan kita tinggal melakukan perkerjaan yang lain.
Sebelum pekerjaan lain dilakukan, terlebih dahulu kita mencoba mencari tahu keadaan tanah (pH) yang akan digunakan. Setelah itu, amatilah apakah pH-nya perlu dinaikkan (dikapur) atau tidak. Kalau tidak, apakah tanah itu perlu diberi pasir agar menjadi lebih remah dan gembur.
Pemberian kapur pada tanah berat, jumlahnya sekitar 6 ton/Ha. Pemberian kapur secara berangsur-angsur, masing-masing sebanyak dua ton dengan rentang waktu dua minggu sekali. Sedangkan, pemberian kapur pada tanah ringan sebanyak 0,82 ton/Ha.
Sedangkan, pemberian pasir untuk tanah berat cukup besar dengan perbandingan 1:1. Jumlah pasir yang diperlukan sama dengan jumlah kapur, yaitu sekitar 6 ton/Ha. Sedangkan untuk tanah ringan, karena kandungan pasirnya cukup membuat tanah tersebut beremah maka pemberian pasir tidak diperlukan lagi. Jika ingin menambah pasir, jumlahnya tidak lebih ringan daripada satu ton.
Pemberian pasir atau kapur dilakukan sesudah pencangkulan pertama, pasir disebar merata lalu dilakukan pencangkulan kedua. Akan tetapi, jika tanah harus diberi kapur terlebih dahulu, caranya sama saja. Sesudah kapur disebar merata, lalu disusul dengan menyebarkan pasir. Kemudian kedua campuran itu dicangkul dan diaduk-aduk supaya rata dengan tanah. Selanjutnya, tanah yang sudah rata itu diberi pupuk kandang atau kompos.
3. Membuat guludan
Setelah tahap pengolahan tanah selesai, tahap selanjutnya adalah melakukan pemupukan awal dan menyeterilkan tanah. Hal ini dimaksudkan agar tanah yang telah diolah dan dipupuk akan menjadi subur dan terbebas dari hama dan penyakit. Tanah yang sebelumnya sudah diolah, kemudian dikelantangkan atau dibiarkan selama dua minggu. Setelah itu, baru dilaksanakan pemupukan dan tanah akan menjadi sehat serta siap untuk ditanam.Keperluan pupuk kandang atau kompos untuk menyuburkan tanah cukup banyak. Sebagai acuan untuk mencapai tingkat kegemburan dan kesuburan yang tinggi, jumlah pupuk kandang atau kompos yang diperlukan sekitar 10 ton sampai dengan 20 ton atau sekitar 50 meter kubik sampai 100 meter kubik.
Jenis pupuk kandang yang paling baik adalah kotoran ayam dan tidak mengandung sekam padi. Hal itu dihindari karena sekam padi banyak mengandung patogen yang akan merugikan tanaman stroberi.
Selanjutnya, di atas pupuk kandang, ditaburkan insektisida atau nematisida berbentuk butiran (granule) sebanyak 1-2 sendok makan. Pupuk kandang cukup disebar merata di atas tanah. Selesai disebar, kemudian diaduk supaya bercampur sampai rata dengan tanah, (setelah tanahnya dicangkul).
Pupuk dasar, yang berupa campuran urea, TSP, dan KCI (berbanding 1 : 1 : 1) masing-masing dengan jumlah 10 gram sendok pertanaman. Pada saat pencangkulan sekaligus kita membuat guludannya. Jika guludan selesai dibuat, pada pinggiran kiri kanan sepanjang guludan (berjarak antara 15 sampai dengan 20 cm dari tepi kiri kanan guludan), lalu taburkan pupuk dasar. Selesai menabur pupuk dasar, tanah kemudian dibalik lagi, supaya pupuk dasar itu terletak di bawah pupuk kandang atau kompos yang disebar lebih awal.
Ukuran guludan, jarak tanam, dan jumlah tanaman per hektar
Guludan
|
Jarak Tanam (cm)
|
Jumlah Tanaman per Ha
|
P x L x T/Dalam (m)
|
||
12-15 X 1 X 0,5
12-15 X 1 X 0,5
12-15 X 1 X 0,5
|
20
30
40
|
2.500
1.111
625
|
Keterangan diatas :
Jarak antar guludan sekitar 0,5 m, dan areal antarguludan ini berfungsi sebagai saluran pengeringan serta tempat lalu-lalang untuk bekerja.
Tidak adanya keseragaman dalam ukuran jarak tanam karena berbagai alasan. Kalau iklim atau lokasi penanaman mendapat sinar matahari cukup banyak, jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm. Dan sebaliknya, bila sinar matahari tidak begitu banyak, jarak tanam yang digunakan adalah sekitar 30 sampai dengan 40 cm. Dengan demikian, keadaan di sekitar tanaman tidak terjadi pelembapan dan bisa dihindari dari serangan jamur.
Hal ini disimpulkan bahwa jarak tanam bergantung dari iklim saat itu dan lokasi kebun. Kalau iklimnya baik, lokasi kebun berada ditempat yang strategis (terbuka dan tidak terlindungi oleh pepohonan), dengan jarak tanam yang rapat. sebaliknya kalau lokasi kebun kurang terbuka (lebih-lebih kalau iklim jelek), jarak tanam yang sesuai adalah yang renggang.
Baca juga : Cara menanam semangka
D. Bertanam Stroberi di Pot (kantong plastik) dalam rumah
Selain di kebun terbuka, stroberi dapat juga di tanam di dalam rumah plasik. Bertanam di tempat ini dapat dengan dua cara, yaitu menggunakan guludan yang sempit dan memakai kantung plastik atau pot.Cara bertanam seperti ini sangat cocok untuk daerah-daerah yang mempunyai curah hujan tinggi atau untuk pekarangan yang sempit. Bertanam di rumah plastik bisa menghindarkan tanaman dari terpaan air hujan dan yang lebih penting lagi tanaman bisa diselamatkan dari berbagai serangan jamur atau penyakit lainnya.
Tanaman stroberi yang ditanam dalam pot, ruang pertumbuhannya terbatas sehingga akarnya tidak bisa tumbuh leluasa. Pertumbuhan yang terlambat ini menyebabkan fase vegetatif tanaman menjadi singkat karena pertumbuhan akar, batang, dan daun-daunnya sudah maksimal. Dengan demikian, fase reproduksi segera terjadi dengan ditandai bunga-bunga yang bermunculan dan diikuti dengan mulainya berbentuk buah.
Pemupukan dan pemangkasan tanaman dalam pot pada umumnya dilakukan secara intensif. Tanah pot tidak mampu menyediakan unsur-unsur hara secara alami karena ruangan yang serba terbatas dan selalu dalam keadaan bersih (tidak terjadi dekomposisi bahan-bahan organik). Kalaupun ada, dekomposisi terjadi atas unsur-unsur mikro yang diperoleh dari air hujan. Hal itu terjadi, apabila tanaman stroberi dalam pot kita letakkan di tempat yang berbuka dan memungkinkan air hujan menyiramnya. Pupuk yang diberikan akan segera habis diserap tanaman. Oleh karena itu, pemberian pupuk harus dilakukan secara terus menerus dan rutin. Jenis pupuk yang diberikan tidak hanya yang mengandung unsur-unsur makro saja (N,P,K). Akan tetapi, dapat juga jenis mengandung unsur-unsur mikro, seperti Mg, Fe, Zn, S, CI.
Untuk memperoleh makanan (unsur-unsur hara), tanaman dalam pot tidak bersaing dengan tanaman-tanaman lain. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan sudah terpenuhi secara optimal sehingga sangat membantu proses pembentukan karbohidrat (proses fotosintesis). Karbohidrat yang dihasilkan oleh tanaman lebih dari cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetatif, apalagi apabila perkembangan vegetatifnya telah berkurang maka sisa karbohidrat dapat ditimbun untuk perkembangan bunga, buah, biji, dan alat-alat persediaan/cadangan makanan.
E. Sterilisasi Kebun (Lahan)
Sterilisasi adalah cara baru bagi sebagian orang, dalam kaitannya dengan pengolahan tanah. Adapun pengertian sterilisasi itu sendiri adalah upaya awal pembebasan lahan yang akan ditanami dari serangan hama atau penyakit (nematoda, insek, bakteri, dan fungi). Dalam hal ini, terdapat banyak bahan pembasmi yang kita pakai, yang dapat diperoleh PT. Petani (sebagai penyalur bahan-bahan untuk keperluan pertanian), toko-toko kimia, atau kios-kios pertanian. jenis bahan yang sering digunakan oleh para petani stroberi adalah basamid G. (bahan aktif : dazomet 98%), borax dan formalin jenis bahan itu sangat berbahaya dan sewaktu pemakaiannya haruslah berhati-hati.Bahan basamid G adalah campuran dari nematisida, insektisida, dan fungisida yang berbentuk butiran berwarna putih keabu-abuan. Bahan itu berguna untuk mengendalikan serangan berbagai macam serangga, penyakit jamur, dan nematoda yang mungkin mendekam di tanah pertanian. Pemakaian bahan itu, pada umumnya harus menaati aturan pemakaian obat pembasmi agar berbagai akibat yang tidak diinginkan dapat dihindari.
Jumlah bahan yang diperlukan untuk sterilisasi adalah 40 g per meter persegi. Cara pemakaiannya cukup ditaburkan pada lahan yang sudah diolah dan diberi pupuk. Setelah itu, bahan di campurkan rata dengan tanah. Berikut tahapan yang perlu dilakukan.
Lima sampai dengan empat belas hari sebelum rencana menabur basamid dilakukan, tanah yang sudah dipupuk harus dalam keadaan lembap (kalau kering bisa diairi atau disiram). Sesudah cukup lembap, basamid di taburkan supaya butiran basamid bisa bercampur rata dengan butiran tanah.
Jika sudah rata tanah lalu dipadatkan guna menghindari penguapan, dengan cara menekan-nekan dan menyiram permukaan tanah. Cara lain yang sederhana adalah memberikan mulsa dengan jerami kering (kalau memungkinkan dapat memakai plastik).
Lima sampai dengan sepuluh hari kemudian, mulsa dibuka terlebih dahulu, kemudian tanah digemburkan (dicangkul) lagi. selesai dicangkul, tanah ditutup dengan mulsa. Dalam jarak waktu yang sama, lahan diistirahatkan. Setelah itu, penanaman dapat dimulai. Dalam tahap penanaman ini, hal yang tidak boleh dilupakan, lahan harus tetap dalam keadaan lembap. Jangka waktu yang diperlukan pengolahan tanah sejak awal pencangkulan, pemupukan, membuat guludan, sterilisasi hingga tanah siap ditanami, dapat memakan waktu sebulan hari kerja.
Bagaimana halnya kalau menggunakan bahan yang lain, seperti borax, dan formalin? mengenai hal ini informasi dapat melalui agen penyalur bahan pertanian atau dengan cara mempelajari brosur dan lebel masing-masing bahan.
F. Pengaruh Larutan Pemacu Terhadap Tanaman Stroberi
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh sejumlah faktor, antara lain tanah, iklim, dan faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri. Beberapa faktor itu berada di bawah pengendalian manusia, tetapi banyak juga yang tidak. Sebagai contoh, manusia hanya sedikit dapat mengendalikan udara, cahaya, dan temperatur. Akan tetapi, dapat mempengaruhi penyediaan unsur hara dalam tanah.Larutan pemacu dapat merangsang kembali bibit dan dapat membantu meningkatkan produksi. Larutan pemacu ini terbuat dari campuran urea, TSP, dan KCI. Pupuk urea banyak mengandung unsur Nitrogen(N) adalah penyusun adalah unsur utama bagi pertumbuhan tanaman. Sebab Nitrogen (N) adalah penyusun dari semua protein dan asam nukleik, yang juga sebagai penyusun protoplasma secara keseluruhan. Peranan nitrogen bagi tanaman stroberi adalah mempercepat dan memperbanyak pertumbuhan, terutama bagian-bagian vegetatif. Nitrogen juga dapat merangsang secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun.
Selain itu, nitrogen berpengaruh penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis. Bila tanaman stroberi kekurangan unsur nitrogen (N) maka perkembangan tanaman menjadi terhambat, kerdil, dan terkadang menyebabkan buah kurang baik dan cepat gugur.
Pupuk TSP banyak menggunakan unsur P (phospor) yang terdapat di dalam larutan pemacu bagi tanaman. Pupuk itu berguna sebagai perangsang pertumbuhan akar, mempercepat pembentukan bunga, dan mempercepat pemasakan buah. Apabila tanaman kekurangan unsur phosfor maka tanaman akan menjadi pucat dan layu.
Selanjutnya, unsur K yang terdapat dalam KCI, pada larutan pemacu, berfungsi untuk memproses sintesis asam amino dan protein dan ion-ion amonium. Pada tanaman stroberi kalium berfungsi untuk memperkuat jaringan tubuh dan mutu buah. Di samping itu, ion kalium juga mempunyai fungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang. Hal ini berarti, apabila tanaman sama sekali tidak diberi kalium maka proses asimilasi akan terhenti.
Berikut cara pembuatan larutan pemacu yang digunakan untuk tanaman stroberi.
- Timbanglah pupuk dengan berat masing-masing urea 364 gr, TSP 333 gr, dan KCI 303 gr.
- Campurkan ketiga bahan pupuk itu, lalu larutkan ke dalam 8 liter air (sebagai stock solucion).
- kemudian larutan stock sulution tersebut, diencerkan lagi dengan 80 liter air. Hasil pengenceran inilah yang disebut sebagai larutan pemicu.
Berikut penahapan sterilisasi dengan basamid G.
- Kondisi tanah kering sebelumnya harus diairi selama 5-14 hari. Setelah itu, tanah dicangkul agar menjadi gembur.
- Tanah yang sudah gembur, kemudian ditaburi dengan basamid G.
- Setelah basamid G diteburkan, tanahnya kemudian dibalik agar basamid G berada di bawah tanah dengan kedalaman 20-30 cm.
- tanah yang selesai dikerjakan harus dipadatkan untuk menghindarkan penguapan gas. Pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara sebagai berkut. 1. Menekan-nekan permukaan tanah. 2. Menyiram permukaan tanah atau menutup permukaan tanah dengan jerami atau plastik.
- Setelah 5-10 hari, tanah digemburkan kembali, sedalam tanah yang mengandung basamid G.
- Untuk menghilangkan sisa-sisa gas, tanah harus ditunggu selama 5-10 hari setelah penggemburan tanah (bergantung uji coba penanaman bibit, yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tanah sudah siap untuk ditanam (tidak mengandung gas lagi).
G. Persiapan Media Tanam Pada Pot Kantung Plastik
Sebelum bibit ditanam dibuat dahulu media tanamannya, yang terdir atas campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir yang sudah steril. Pebandingan ketiga jenis campuran itu adalah 10 : 5 : 3. Setelah itu, campuran media dimasukkan ke dalam kantung plastik atau pot, kemudian disiram air sampai kepasitas lapang. Selanjutnya, media tanam didiamkan selama satu minggu.
1. Pembibitan
Bibit stroberi yang akan kita gunakan sebagai bahan tanam dapat berasal dari anakan dan dapat berasal dari stolon ( batang yang molor). Bibit yang berasal dari anakan dapat diperbanyak sendiri dengan cara memotong atau memisahkan anakan dari induk. Pemisahan anakan dari induk yang perlu diperhatikan, jangan sampai banyak akar anakan putus. Sedangkan, bibit yang berasal dari stolon didapat dengan cara memotong batan-batang yang molor dan memilih batang yang kondisinya sehat, dengan panjang sekitar 5-10 cm.
Pembibitan menggunakan kantung-kantung plastik berukuran kecil 15 x 8 cm, kemudian dilubangi agar air merembes ke luar, bila melakukan penyiraman. Setelah itu, kantung diisi dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos yang sudah masak betul, dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Pot kantung plastik berukuran kecil, yang telah ditanami stroberi, disiram dengan larutan pupuk mikro dengan konsentrasi seperti yang di anjurkan pada masing-masing kemasan.
Pot kantung plastik ditempatkan dalam sungkup plastik yang mudah dibuka dan ditutup. Pada kondisi cuaca lembap/hujan serta pada malam hari, sungkup plastik ditutup. Sedangkan, pada cuaca cerah, sungkup plastik dibuka kembali. Penempatan bibit stroberi didalam sungkup plastik bertujuan untuk melindungi bibit dari gangguan hama dan patogen. Penutupan sungkup pada malam hari bertujuan agar tanah pembibitan tetap hangat dan sesuai dengan suhu yang diinginkan bagi pertumbuhan awal tanaman stroberi.
2. Pemindahan Tanaman
Setelah bibit stroberi berumur 10-14 hari, sudah cukup kuat untuk dipindahkan ke areal tanam. Saat pemindahan bibit, tempat lalulalang untuk bekerja atau areal antarguludan yang berfungsi sebagai saluran pengering, diberi air. Hal ini bertujuan agar guludan cukup basah untuk penanaman bibt yang baru dipindahkan.
Apabila, semua bibit sudah selesai dipindahkan, air yang terdapat pada saluran, jika sudah melimpah dibuang atau dialirkan. Namun, dapat juga air itu diamankan mengering sendiri, asalkan air tidak berlebihan dan melimpah mengisi saluran.
Cara pemindahan bibit stroberi tidak berbeda dengan cara pemindahan bibit tanaman pada umumnya. Adapun cara pemindahan bibit itu adalah kantung plastik disobek secara hati-hati. Kemudian, bibit berikutnya ditanam pada guludan yang sudah kita lubangi sebelumnya. Usahakan akar tanaman tidak sampai rusak waktu menyobek kantung plastik. Akhirnya, guludan kita jaga jangan sampai kekurangan air.
H. Perawatan Tanaman
Setelah penanaman, pengawasan dan pemeliharaan yang teratur sangat diperlukan supaya diperoleh hasil yang memuaskan. Banyak hal yang mesti kita lakukan untuk menjaga jangan sampai tanaman stroberi gagal menghasilkan buahnya. Tidak hanya pupuk, tetapi juga disemprot dengan pembasmi hama dan penyakit, serta dengan perawatan yang lain. perawatan lanjutan ini, tidak perlu menunggu sebulan atau seminggu lagi, tetapi hanya beberapa hari setelah tanaman dibawa ke kebun.
Tiga hari sesudah di tanam, perlu dilihat keadaan tanaman dan keadaan sekelilingnya. Misalnya. begitu gejala serangan penyakit (kemungkinan karena sering hujan sehingga dikhawatirkan banyak jamur menggerayangi tanaman). hama lain, dan janganlah mengganggu sampai serangan itu betul-betul kelihatan. Sebelum mengetahui adanya serangan hama dan sebelum memulai penyemprotan, lakukanlah sterilisasi ulang. Namun, berbeda dengan sterilisasi sebelumnya, sterilisasi ulang ini dapat menggunakan bahan kimia lain, dengan ukuran yang secukupnya.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut, jika, dihitung dari setelan melakukan sterilisasi pertama sampai rencana berikut, paling tidak memakan waktu sedikitnya 15 hari. Dalam waktu selama ini tentu saja lahan dapat terkena hama penyakit baru. Hanya saja, hama penyakit baru ini, mungkin tidak seganas dengan yang sebelumnya. Untuk itu cara mengatasinya tidak lagi seberat dari sebelumnya.
Untuk sterilisasi ulang, sudah umum digunakan bahan borax. Bahan ini dilarutkan ke dalam air dengan perbandingan, yakni setiap 1 kg borax dimasukkan ke dalam 100 liter air yang sedang mendidih. Kemudian diaduk-aduk sampai borax betul-betul larut. Setelah larut, air rebusan diangkat dari perapian, selanjutnya didinginkan dan sambil diaduk-aduk. Sesudah dingin, air borax disiramkan ke guludan tempat tanaman stroberi tumbuh. Dosis penyiraman tidak perlu banyak, asalkan larutan borax mareta membasahi lahan.
Akan tetapi, apabila mau memakai ukuran rata-rata maka setiap tanah di sekitar tanaman akan mendapat jatah lebih kurang seperempat sampai setengah kaleng berukuran 1 kg. Penyiraman dengan bahan borax cukup dilakukan sekali selama empat bulan.
Pada saat tanaman berumur 21 hari, dilakukan pemupukan dengan pupuk urea, TSP, dan KCI sebanyak 25 gram untuk jarak terpendek dan 50 gram untuk jarak terpanjang. Pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur enam minggu sampai dengan dua tahun dengan jarak waktu setiap tiga minggu. Setiap melakukan pemupukan, jarak antara pupuk dan tanaman adalah 10 - 15 cm. Pemupukan dengan jenis lain adalah dengan pupuk mikro. Pupuk ini diberikan melalui daun, setiap sepuluh hari atau menurut konsenterasi yang dianjurkan.
Penyiraman harus dilakukan sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai dengan tanaman akan dipetik buahnya. Sewaktu melakukan penyiraman, upayakan jangan sampai air dari tanah memercik mengenai daun dan buah. Hal itu dilakukan supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit atau jamur yang berasal dari percikan air dari tanah.
Waktu melakukan penyiraman, sebaiknya dipilih pagi hari atau malam hari. Penyiraman pada siang hari, tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan tanaman layu akibat penguapan air siraman itu. Oleh karena itu, alangkah baiknya. jika ada pengairan di sekitar kebun, dapat bermanfaat besar. Sebab meski panas menyengat, tanaman tidak akan kehausan. Di samping itu, tanaman stroberi memerlukan penyimpanan yang terus menerus sejak masa pertumbuhan hingga menjelang pemetikan buah. Dengan demikian, penyiraman tidak mengalami kesulitan air.
Pengaturan penyiraman dapat dilakukan sebagai berikut. Usia tanam masih dalam masa pertumbuhan, penyiraman dilakukan secara terus menerus. Begitu tanaman sudah berbunga penyiraman dikurangi, tetapi saluran pengairan tidak boleh kering. Tujuan pengurangan penyiraman ini adalah saat tanaman sudah berbuah, hasil buah tidak terganggu. Sebab, kalau kebanyakan air, buah mudah menjadi pecah dan busuk.
Baca juga : Cara menanam cabai
Buah stroberi yang sudah dipetik, sebaiknya atau diusahakan, jangan ditumpuk terlalu tinggi. Tempat penyimpanan buah tidak boleh di tempat yang lembap, tetapi di tempat yang kering, sejuk, dan angin besa leluasa keluar masuk. Buah stroberi yang sudah terlalu masak, sebaiknya tidak disatukan dengan buah yang masak. Apalagi, jika ada buah yang mulai busuk, harus dijauhkan dari tempat penyimpanan.
Usaha pencegahan hama dan penyakit, tidak dapat hanya mengandalkan sterilisasi lahan saja. Untuk itu, pemberian obat pembasmi sangat perlu dilakukan. Sebab, tanaman stroberi tergolong manja dan gampang terkena penyakit/hama.
Untuk mencegah penyebaran patogen/ hama stroberi, perlu dilakukan pemantauan setiap hari. Pengenalan gejala serangan harus dikuasai oleh semua pekerja. Hal ini bertujuan untuk mencegah perluasan serangan patogen/hama seluruh tanaman.
Virus, hingga saat ini, pada umumnya tidak bermanfaat bagi manusia dan sangat merugikan tanaman. Nematoda dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu ada yang jahat dan ada yang bermanfaat.
Iklim atau cuaca yang basah (lembap) sangat membantu perkembangbiakan penyakit, terutana jenis bakteri dan cendawan. Sewaktu banyak tujun hujan, selain semua bagian tanaman menjadi basah, seluruh tanaman kadar airnya akan meningkat. Daun tanaman terpaksa membuka lubang-lubang daun selebar-lebarnya untuk dapat membuang kelebihan air dari dalam tubuhnya. Pada waktu lubang terbuka, dengan mudah dimanfaatkan oleh bakteri/cendawan untuk masuk ke dalam jaringan-jaringan. Daun-daun yang basah memberikan kesempatan untuk berkembangbiaknya bakteri cendawan.
2. Suhu dan Kelembapan Udara
Bakteri dan cendawan, untuk dapat berkembang biak selalu optimal, memerlukan suhu dan kelembapan udara tertentu.
3. Unsur Angin
Angin adalah alat bantu yang baik bagi penyebaran spora bakteri dan cendawan. Bukan tidak mungkin angin dapat membawa debu, ia dapat pula menyebapkan penyakit virus. Dengan demikian, virus yang membawa angin dapat dengan mudah menempel pada debu.
4. Air di Dalam Tanah
Air tanah adalah alat angkat yang tidak perlu diminta oleh jasad-jasad renik untuk berpindah tempat. Untuk janis cendawan tertentu, air tanah adalah sarana yang baik untuk menyerang tanaman.
Unsur tanah ada yang berat, sedang, dan sangat gembur adalah tempat berpijak yang sama baiknya untuk jasad-jasad renik. Tanah yang sedang, berat dan cukup gembur mempunyai sifat yang cukup baik menahan air dan mengandung hawa yang segar (mengandung zuurstof). Jenis tanah ini adalah tempat yang baik bagi jasad renik berkembang biak. Namun, dengan adanya faktor keasaman tanah, perkembangbiakan jasad itu dapat dikekang.
Bakteri lebih menyukai keasaman tanah yang sedang hingga yang basah. Sebaiknnya, cendawan adalah penghuni tanah yang agak asam. Nematoda menyenangi tanah yang agak asam. Tanah yang banyak mengandung pasir sering disukai.
Berbeda dengan bakteri, cendawan, dan nematoda yang berpjak pada tanah dan bergantung pada unsur-unsur iklim, virus dapat dengan mudah menyerang tanaman yang disukai dan tidak mempunyai daya tahan terhadap serangannya. Dalam melakukan serangan, virus memerlukan bantuan. Bantuan ini diberikan dengan cuma-cuma oleh serangga dan manusia sendiri. Pembantu ini dalam bahasa asing dikenal istilah "vektor".
Gejala yang nampak pada sebuah tanaman yang dinyatakan sakit, menunjukan apa penyebabnya. Serangan tiap jenis penyakit yang berdiri sendiri, akan mudah untuk menentukan nama penyakitnya. Tidak demikian halnya jika ada gejala komplikasi dari dua hingga tiga jenis penyakit secara bersamaan. Untuk itu, diperlukan pengawasan terhadap tanaman sehingga akan memudahkan untuk menemukan timbulnya penyakit sedini mungkin.
Iklim sangat banyak pengaruhnya terhadap penyebarluasan penyakit. Misalnya, dengan jatuhnya hujan lokal di suatu daerah pertanian, dapat mengakibatkan terjangkitnya penyakit tidak merata di daerah tersebut.
Dengan demikian, dapat pula dinyatakan bahwa kehidupan, perkembangbiakan ataupun kemunduran populasi hama tersebut akan sangat dipengaruhi oleh faktor genesis atau faktor pembawaan dan faktor ekologis atau faktor hubungan luar. Faktor ekologis dapat berupa makanan, iklim, musuh alami, dan kegiatan serta daya upaya manusia.
Musuh alami yang dipertahankan dan tetap seimbang dengan populasi hama, akan dapat menekan perkembangan hama. Sebaliknya, musuh alami yang populasinya kurang seimbang, tidak akan dapat membantu manusia dalam menekan populasi hama. Manusia dapat memanfaatkan ketiga faktor lainnya untuk mengendalikan dan mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh hama, baik terhadap tanaman dalam pertumbuhannya maupun terhadap produk-produk/hasil tanaman.
Pada saat pembibitan, cendawan biasanya menyerang daun-daun muda sehingga timbul bercak-bercak kecil berwarna kelabu. Bercak ini dalam waktu singkat berkembang meluas melewati tangkai daun dan memasuki batang. Kelembapan udara yang tinggi dan hangat akan mempercepat serangan.
Serangan pada daun akan menyebapkan lanas daun. Bercak-bercak yang relatif bersar dan berbentuk lingkar berwarna silih berganti antara hijau tua dan merah sawo pada daun. Apabila, serangannya sudah merembet ke tangkai daun maka dapat dipastikan batang pun akan terkena serangan.
Serangan pada batang menyebabkan daun kelihatan lanas dan lunglai tergantung mengurung batangnya. Apabila batang dibelah maka empulur akan mengering, terlihat kusut, serta berkerut dan bersekat-sekat. Sedangkan, serangan pada akar, menyebabkan akar berwarna hitam dan daun menjadi kayu dan mati.
Penularannya disebabkan oleh tersebarnya miselium atau spora yang ditiup angin, air yang mengalir, para pekerja, dan pengangkutan tanaman sakit. Serangan akan serentak dan merata, apabila pada tingkat kelembapan yang tinggi.
Adapun pencegahan adalah sebagai berikut.
Tanaman yang terserang berat akan terpengaruh pada bentuk dan penampakan buah. Selain itu, kandungan gula akan berkurang, sebab luas daun yang digunakan untuk produksi gula berkurang. Kerusakan ini ditimbulkan oleh unsur patogen.
Berikut cara pencegahan penyakit itu.
Musuh alami dari hama ini adalah:
1. hymenoptera, yaitu terdiri atas.
a. Apanteles sp,
b. Tritaxys brauri, dan
c. Cuphocera varia.
2.Jamur yang terdiri atas
a. Bitrytis sp, dan
b. Metarrhizium sp.
Pengendalian hama dengan cara proses kimiawi hostathion 40 EC, azodrin 15 WSC, basamid G, dan gardona 24 EC.
Musuh alami dari hama ini adalah hemiptera harpactor sp dan laba-laba. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara menyemprot cairan insektisida yang mengandung bahan aktif nicotine-sulfat atau nicotine-lime. Penyemprotan dilakukan 4 -6 hari sekali dan sesuai dengan siklus hidup hama itu.
Pengendalian hama ini dengan cara sebagai berikut.
Akan tetapi, apabila mau memakai ukuran rata-rata maka setiap tanah di sekitar tanaman akan mendapat jatah lebih kurang seperempat sampai setengah kaleng berukuran 1 kg. Penyiraman dengan bahan borax cukup dilakukan sekali selama empat bulan.
1. Pemupukan lanjutan
Pemupukan lanjutan dilakukan sebanyak delapan kali. Karena usia stroberi bisa mencapai dua tahun, pemupukan dilakukan setiap tiga minggu sekali. Pemupukan lanjutan pertama dilakukan tiga minggu sesudah tanam. Pemupukan ini dilakukan seiring dengan mengairi tanaman stroberi. Hal ini dilakukan karena tidak sedikit unsur hara yang ikut larut dalam tanah akibat pengairan itu, dan harus cepat mengganti unsur hara yang hilang itu.Dengan demikian, tanaman stroberi tetap tumbuh subur dan tetap menghasilkan.Pada saat tanaman berumur 21 hari, dilakukan pemupukan dengan pupuk urea, TSP, dan KCI sebanyak 25 gram untuk jarak terpendek dan 50 gram untuk jarak terpanjang. Pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur enam minggu sampai dengan dua tahun dengan jarak waktu setiap tiga minggu. Setiap melakukan pemupukan, jarak antara pupuk dan tanaman adalah 10 - 15 cm. Pemupukan dengan jenis lain adalah dengan pupuk mikro. Pupuk ini diberikan melalui daun, setiap sepuluh hari atau menurut konsenterasi yang dianjurkan.
2. Pengaturan Pengairan
Pertumbuhan tidak dapat berjalan dengan lancar, apabila air tidak cukup. Tanaman stroberi menhendaki udara yang kering dan tanah tetap lembab untuk pertumbuhannya. Untuk itu, cadangan air tetap tersedia sehingga tanah tetap lembap (air tidak tergenang).Penyiraman harus dilakukan sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai dengan tanaman akan dipetik buahnya. Sewaktu melakukan penyiraman, upayakan jangan sampai air dari tanah memercik mengenai daun dan buah. Hal itu dilakukan supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit atau jamur yang berasal dari percikan air dari tanah.
Waktu melakukan penyiraman, sebaiknya dipilih pagi hari atau malam hari. Penyiraman pada siang hari, tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan tanaman layu akibat penguapan air siraman itu. Oleh karena itu, alangkah baiknya. jika ada pengairan di sekitar kebun, dapat bermanfaat besar. Sebab meski panas menyengat, tanaman tidak akan kehausan. Di samping itu, tanaman stroberi memerlukan penyimpanan yang terus menerus sejak masa pertumbuhan hingga menjelang pemetikan buah. Dengan demikian, penyiraman tidak mengalami kesulitan air.
Pengaturan penyiraman dapat dilakukan sebagai berikut. Usia tanam masih dalam masa pertumbuhan, penyiraman dilakukan secara terus menerus. Begitu tanaman sudah berbunga penyiraman dikurangi, tetapi saluran pengairan tidak boleh kering. Tujuan pengurangan penyiraman ini adalah saat tanaman sudah berbuah, hasil buah tidak terganggu. Sebab, kalau kebanyakan air, buah mudah menjadi pecah dan busuk.
Baca juga : Cara menanam cabai
I. Panen dan Pascapanen
Buah stroberi dapat dipanen setelah berumur 3-4 bulan. Tanda-tanda buah stroberi yang sudah dapat dipanen adalah seluruh permukaan buah sudah merata berwarna merah. Pemetikan buah stroberi sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari. Hindari pemetikan pada siang hari. Sebab, pada waktu itu sedang terjadi proses fotosintesis, sehingga zat gula yang ada pada buah tidak maksimum. Pemanenan menggunakan gunting dan dilakukan pada tangkai buah. Pemetikan tanpa gunting dapat menyebabkan kerusakan pada buah dan tanaman.Buah stroberi yang sudah dipetik, sebaiknya atau diusahakan, jangan ditumpuk terlalu tinggi. Tempat penyimpanan buah tidak boleh di tempat yang lembap, tetapi di tempat yang kering, sejuk, dan angin besa leluasa keluar masuk. Buah stroberi yang sudah terlalu masak, sebaiknya tidak disatukan dengan buah yang masak. Apalagi, jika ada buah yang mulai busuk, harus dijauhkan dari tempat penyimpanan.
J. Pengendalian Hama, Patogen, dan Gulma
Tanaman stroberi di Indonesia masih tergolong baru. usaha pengendalian patogen dan hama lebih diarahkan pada pencegahan penyebaran. Sebab, jika patogen/hama sempat menyerang tanaman maka dengan cepat organisme pengganggu tersebut menjalar ke seluruh pertanaman.Usaha pencegahan hama dan penyakit, tidak dapat hanya mengandalkan sterilisasi lahan saja. Untuk itu, pemberian obat pembasmi sangat perlu dilakukan. Sebab, tanaman stroberi tergolong manja dan gampang terkena penyakit/hama.
Untuk mencegah penyebaran patogen/ hama stroberi, perlu dilakukan pemantauan setiap hari. Pengenalan gejala serangan harus dikuasai oleh semua pekerja. Hal ini bertujuan untuk mencegah perluasan serangan patogen/hama seluruh tanaman.
1. Pemberantasan Rumput
Rumput dapat mengurangi kualitas kuantitas produk tanaman stroberi. Kerugian ini sangat bervariasi, tergantung komposisi populasi dan jenis rumput. Untuk memperoleh hasil yang baik, tanaman perlu bebas dari saingan sejak ditanam sampai panen. Saingan utama stroberi adalah rumput. Persaingan ini dalam bentuk pengambilan zat-zat hara dan sinar matahari. Selain itu, rumput adalah tanaman inang hama dan penyakit. Pencabutan rumput harus dilakukan sejak tumhuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman stroberi.2. Segitiga yang Dapat Menimbulkan Hama/Penyakit
Timbulnya gejala penyakit tumbuh-tumbuhan ditentukan oleh tiga unsur. Ketiga unsur itu adalah sebagai berikut.- Unsur tanaman yang tidak/kurang tahan terhadap serangan penyakit.
- Unsur penyebab dalam bentuk jasad-jasad renik.
- Unsur lingkungan yang merupakan interaksi dari unsur tanah, udara, air, dan cuaca (iklim).
a. Unsur Tanaman.
Tiap-tiap jenis tanaman merupakan tanaman inang bagi jasad renik tertentu. Penyakit yang menyerang tanaman stroberi tidak akan menyerang tanaman padi. Beberapa kelompok tanaman yang termasuk satu keluarga kebanyakan memunyai penyakit yang sama. Secara alamiah tanaman mempunyai daya tahan terhadap serangan penyakit. Daya tahan ini, pada tiap-tiap jenis tingkatannya tidak sama.
Tanaman yang fisiknya lemah kebanyakan akibat kekurangan gizi, pupuk (tanahnya kurus), keasaman tanah tidak sesuai dengan sifat tanaman, kebanyakan air yang menggenang, atau juga karena kekurangan salah satu zat hara akibat dari pemupukan yang tidak seimbang.
Jasad-jarad renik pada umumnya menjadi penyebab penyakit. Jenis-jenis itu sendiri dari kabteri, cendawan, virus, dan nematoda. Namun, tidak semua jasad renik "jahat" terhadap tanaman. Bakteri dan cendawan dapat dibagi dalam dua golongan utama, yaitu yang dapat menimbulkan penyakit dan yang bermanfaat bagi tanaman. Golongan yang jahat, pada suatu waktu apabila tanaman inangnya tiada, dapat berubah sifat menjadi jasad renik yang bermanfaat.b. Unsur-unsur Penyebab.
Virus, hingga saat ini, pada umumnya tidak bermanfaat bagi manusia dan sangat merugikan tanaman. Nematoda dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu ada yang jahat dan ada yang bermanfaat.
c. Unsur-unsur Lingkungan
1. Iklim atau cuacaIklim atau cuaca yang basah (lembap) sangat membantu perkembangbiakan penyakit, terutana jenis bakteri dan cendawan. Sewaktu banyak tujun hujan, selain semua bagian tanaman menjadi basah, seluruh tanaman kadar airnya akan meningkat. Daun tanaman terpaksa membuka lubang-lubang daun selebar-lebarnya untuk dapat membuang kelebihan air dari dalam tubuhnya. Pada waktu lubang terbuka, dengan mudah dimanfaatkan oleh bakteri/cendawan untuk masuk ke dalam jaringan-jaringan. Daun-daun yang basah memberikan kesempatan untuk berkembangbiaknya bakteri cendawan.
2. Suhu dan Kelembapan Udara
Bakteri dan cendawan, untuk dapat berkembang biak selalu optimal, memerlukan suhu dan kelembapan udara tertentu.
3. Unsur Angin
Angin adalah alat bantu yang baik bagi penyebaran spora bakteri dan cendawan. Bukan tidak mungkin angin dapat membawa debu, ia dapat pula menyebapkan penyakit virus. Dengan demikian, virus yang membawa angin dapat dengan mudah menempel pada debu.
4. Air di Dalam Tanah
Air tanah adalah alat angkat yang tidak perlu diminta oleh jasad-jasad renik untuk berpindah tempat. Untuk janis cendawan tertentu, air tanah adalah sarana yang baik untuk menyerang tanaman.
Unsur tanah ada yang berat, sedang, dan sangat gembur adalah tempat berpijak yang sama baiknya untuk jasad-jasad renik. Tanah yang sedang, berat dan cukup gembur mempunyai sifat yang cukup baik menahan air dan mengandung hawa yang segar (mengandung zuurstof). Jenis tanah ini adalah tempat yang baik bagi jasad renik berkembang biak. Namun, dengan adanya faktor keasaman tanah, perkembangbiakan jasad itu dapat dikekang.
Bakteri lebih menyukai keasaman tanah yang sedang hingga yang basah. Sebaiknnya, cendawan adalah penghuni tanah yang agak asam. Nematoda menyenangi tanah yang agak asam. Tanah yang banyak mengandung pasir sering disukai.
Berbeda dengan bakteri, cendawan, dan nematoda yang berpjak pada tanah dan bergantung pada unsur-unsur iklim, virus dapat dengan mudah menyerang tanaman yang disukai dan tidak mempunyai daya tahan terhadap serangannya. Dalam melakukan serangan, virus memerlukan bantuan. Bantuan ini diberikan dengan cuma-cuma oleh serangga dan manusia sendiri. Pembantu ini dalam bahasa asing dikenal istilah "vektor".
Gejala yang nampak pada sebuah tanaman yang dinyatakan sakit, menunjukan apa penyebabnya. Serangan tiap jenis penyakit yang berdiri sendiri, akan mudah untuk menentukan nama penyakitnya. Tidak demikian halnya jika ada gejala komplikasi dari dua hingga tiga jenis penyakit secara bersamaan. Untuk itu, diperlukan pengawasan terhadap tanaman sehingga akan memudahkan untuk menemukan timbulnya penyakit sedini mungkin.
Iklim sangat banyak pengaruhnya terhadap penyebarluasan penyakit. Misalnya, dengan jatuhnya hujan lokal di suatu daerah pertanian, dapat mengakibatkan terjangkitnya penyakit tidak merata di daerah tersebut.
3. Pentingnya Memahami Ekologi
Para ahli pertanian, khususnya para ahli hama tanaman, telah berdaya upaya untuk mendapatkan cara sebaik mungkin guna mengendalikan atau mengatasi daya gangguan dan daya perusakan hama tanaman serta hama-hama produk tertanian dalam simpanan. keberhasilan mereka ke dalam upaya ini karena ditunjang oleh pengetahuan tentang hubungan antara faktor luar dengan hama itu sendiri. Pengetahuan yang dimaksud di atas, lazim dinamakan "ekologi".Dengan demikian, dapat pula dinyatakan bahwa kehidupan, perkembangbiakan ataupun kemunduran populasi hama tersebut akan sangat dipengaruhi oleh faktor genesis atau faktor pembawaan dan faktor ekologis atau faktor hubungan luar. Faktor ekologis dapat berupa makanan, iklim, musuh alami, dan kegiatan serta daya upaya manusia.
Musuh alami yang dipertahankan dan tetap seimbang dengan populasi hama, akan dapat menekan perkembangan hama. Sebaliknya, musuh alami yang populasinya kurang seimbang, tidak akan dapat membantu manusia dalam menekan populasi hama. Manusia dapat memanfaatkan ketiga faktor lainnya untuk mengendalikan dan mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh hama, baik terhadap tanaman dalam pertumbuhannya maupun terhadap produk-produk/hasil tanaman.
4. Penyakit Stroberi
a. Penyakit Lanas
Penyakit ini menyerang pada semua periode perkembangan tanaman stroberi. Kerusakan akibat serangan cendawan ini mirip seperti tanaman terkena siraman air panas maka penyakitnya disebut lanas atau wedangan.Pada saat pembibitan, cendawan biasanya menyerang daun-daun muda sehingga timbul bercak-bercak kecil berwarna kelabu. Bercak ini dalam waktu singkat berkembang meluas melewati tangkai daun dan memasuki batang. Kelembapan udara yang tinggi dan hangat akan mempercepat serangan.
Serangan pada daun akan menyebapkan lanas daun. Bercak-bercak yang relatif bersar dan berbentuk lingkar berwarna silih berganti antara hijau tua dan merah sawo pada daun. Apabila, serangannya sudah merembet ke tangkai daun maka dapat dipastikan batang pun akan terkena serangan.
Serangan pada batang menyebabkan daun kelihatan lanas dan lunglai tergantung mengurung batangnya. Apabila batang dibelah maka empulur akan mengering, terlihat kusut, serta berkerut dan bersekat-sekat. Sedangkan, serangan pada akar, menyebabkan akar berwarna hitam dan daun menjadi kayu dan mati.
Penularannya disebabkan oleh tersebarnya miselium atau spora yang ditiup angin, air yang mengalir, para pekerja, dan pengangkutan tanaman sakit. Serangan akan serentak dan merata, apabila pada tingkat kelembapan yang tinggi.
Adapun pencegahan adalah sebagai berikut.
- Rotasi tanaman.
- Pengolahan tanah yang baik (jangan terlalu asam).
- Membersihkan tanaman inang lain dan membakarnya.
- Membersihkan sisa-sisa tanaman setelah panen.
- Membakar tanaman yang terserang penyakit.
- Secara kimiawi dengan altan 50 WP; delsene MX 200; dimezeb 80 WP; dithane M-45 80 WP.
b. Penyakit Embun Bulu
Cedawan pseudoperonospora menyebabkan penyakit embun bulu. Biasanya menyerang tanaman yang sudah ada di areal. Gejala pertama tampak pada daun atas, tengah atau bawah. Pada daun tampak seperti embun/ kapas/bulu. Kemudian, dalam waktu 1-2 hari, daun akan mengering. Spora akan terbentuk pada saat keadaan lembap, kemudian disebarkan pada saat cuaca cerah.Tanaman yang terserang berat akan terpengaruh pada bentuk dan penampakan buah. Selain itu, kandungan gula akan berkurang, sebab luas daun yang digunakan untuk produksi gula berkurang. Kerusakan ini ditimbulkan oleh unsur patogen.
Berikut cara pencegahan penyakit itu.
- Membakar daun yang terserang.
- Menyemprot daun yang masih sehat dengan fungisida yang mengandung belerang untuk mencegah meluasnya penyebaran patogen. Pestisida yang digunakan dithane M-45 80 WP dan manzate 200%.
c. Penyakit Embun Tepung
Cendawan erysiphe menyebabkan penyakit enbun tepung. Gejala pada tanaman yang terserang, daun dan batang tertutup oleh cendawan putih sehingga melemahkan dan menghambat pertumbuhan tanaman. Kuawitas buah yang dihasilkan rendah.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan sebagai berikut.
- Membakar tanaman yang terserang cendawan.
- Menyemprot dengan fungisida yang mengandung bahan aktif dinitrocapryphenol crotonate; dan berfungsi mematikan miselium.
d. Penyakit Layu
Penyakit layu disebabkan oleh bakteri patogen. Patogen masuk melalui akar tanaman yang terluka sewaktu mencabut gulma atau sewaktu menugal lubang pupuk. Serangannya menyebabkan akar menjadi busuk, pembuluh kayunya tertutup oleh lendir, sehingga pengangkutan air dari tanah ke atas (terutama ke daun) akan berhenti. Daun menjadi layu seperti kekurangan air dan berwarna kekuning-kuningan serta berubah menjadi cokelat. Pemeriksaan penyakit layu in akan lebih jelas kalau dilihat pada pagi hari atau sore hari. Akar-akar yang terserang berwarna cokelat hingga hitam dan ujungnya membusuk. Apabila batangnya dibelah, pembunuh vascular membentuk garis hitam, terlihat lendir berwarna putih kekuningan atau putih keabu-abuan. Lendir itulah yang mengandung bakteri.
Adapun cara pencegahannya penyakit adalah sebagai berikut.
- Mengindari terjadinya perlakuan pada akar tanaman.
- Rotasi tanaman yang tidak peka terhadap bakteri.
- Sistem drainase harus baik.
- Membakar sisw-sisa tanaman setelah panen.
- Penyiraman pembibitan dengan air bersih.
- Pemupukan yang tepat dan menjaga pH tanah (bakteri hidup pada pH 6 - 8,1).
- Mengatasi dengan membasmi serangan penyebarannya.
- Secara kimiawi dengan menggunakan zevin, malathion, dan diazinon (pembasmi serangga penyebarannya).
5. Hama Stroberi
a. Meloidogyne spp.
Meleidogyne spp. bukan termasuk serangga, tetapi termasuk anggota nematoda. Jenis ini sering disebut heterodera mariono (cornu). Lebih dikenal dengan nama parasit akar pada banyak jenis tanaman, khususnya di daerah tropis dan dan subtropis.
Di Indonesia diduga terdapat 5 - 10 jenis meloidogyne spp. dari lebih kurang 36 jenis nematoda puru akar. Meloidogyne spp. mempunyai daya perusak yang besar karena perkembangbiakannya cepat, penyebarannya mudah, mempunyai tanaman inang banyak, dan mudah beradaptasi.
Akibat serangan nematoda, pada akar tanaman terbentuk benjolan atau dikenal dengan nama puru akar. Serangan yang berat menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati. Serangan akan lebih parah apabila menyerang tanaman yang masih muda. Tanaman inang lainnya yang diserang antara lain tomat, terong, cabai, dan tebu.
Kemudian bertelur hama ini antara 800-3.000 telur. Fase kedua yang masih muda mempunyai panjang 0,4 - 0,5 mm, dan berbentuk cacing. Beberapa jenis meloidogyne di antaranya M. Javanica (Treub), M. arenaria (Neal), M. incognita (Kof dan Wh) dan M. halpa.
Berikut cara pengendalian hama ini.
- Menanam varietas tahan.
- Rotasi tanam yang tidak peka terhadap nematoda.
- Mencabut tanaman yang telah terserang sampai keakar-akarnya lalu dibakar, kemudian tanah di sekitarnya ditaburi nematisida.
- menaburkan nematisida granula (butiran) dua minggu sebelum tanam.
b. Ulat Pemakan Daun dan Perusak Buah
Berbagai jenis ulat dapat merusak daun dan buah. Walaupun ulat ini belum pernah mematikan tanaman, tetapi dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah yang dihasilkan. Dalam hal ini terjadi penguraian luas daun yang digunakan untuk fotosintesis. Penyempitan itu mengakibatkan zat guna yang diproduksinya tidak optimal. Buah yang dirusak menjadi busuk. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan tangan atau disemprot dengan insektisida jenis racun kontak atau racun perut.c. Ulat Tanah
Namun umum Agrotis ipsilon Adalah ulat (uret) hitam, atau ulat tanah. Hama ini hidup di bawah atau dekat permukaan tanah. Merusak bagian tanaman dekat akar dan dilakukan pada malah hari. Pada siang hari ulat ini lebih suka menyembunyikan diri.Musuh alami dari hama ini adalah:
1. hymenoptera, yaitu terdiri atas.
a. Apanteles sp,
b. Tritaxys brauri, dan
c. Cuphocera varia.
2.Jamur yang terdiri atas
a. Bitrytis sp, dan
b. Metarrhizium sp.
Pengendalian hama dengan cara proses kimiawi hostathion 40 EC, azodrin 15 WSC, basamid G, dan gardona 24 EC.
d. Kutu Daun
Kutu daun menjadi menjadi masalah utama pada musim kemarau. Biasanya menggerombol di permukaan daun bagian bawah sehingga terlewat dari perhatian. Kutu ini, baik yang masih muda maupun dewasa mengisap cairan tangkai daun dan daun muda serta tangkai bunga sehingga membuat daun jadi mengerut. Hama ini mengisap cairan sekaligus menularkan penyakit virus.Musuh alami dari hama ini adalah hemiptera harpactor sp dan laba-laba. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara menyemprot cairan insektisida yang mengandung bahan aktif nicotine-sulfat atau nicotine-lime. Penyemprotan dilakukan 4 -6 hari sekali dan sesuai dengan siklus hidup hama itu.
e. Semut Api Merah
Semut ini sering merusak akar atau bagian basal batang sehingga kulit akar dan batang akan terluka. Dapat menyebabkan kerusakan yang berat pada pembibitan stroberi. Di samping itu, semut sering dijumpai sebagai predator dan suka pada lubang-lubang tanah.Pengendalian hama ini dengan cara sebagai berikut.
- Pengairan ladang, sebab semut api merah tidak dapat hidup pada ladang yang berair.
- Secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan furadan 3 G.
Sumber : Nurul Budiasih, S.P
No comments for "Cara menanam stroberi"
Post a Comment